Neswa.id-Ketika menjadi orangtua, tidak selamanya segala hal berjalan mulus. Ada kalanya anak melakukan kesalahan atau berperilaku yang tidak diinginkan. Saat situasi seperti itu terjadi, seringkali kita merasa marah dan kesal. Namun, sebagai orangtua, marah bukanlah sebuah solusi.
Akan tetapi, karena banyaknya beban yang dialami, seringkali membuat orangtua marah kepada anak. Baik sengaja atau tidak, marah mempunyai banyak dampak negatif kepada anak. Diantaranya pertama, anak menjadi penakut atau bahkan pembangkang karena terlalu sering dimarahi. Kedua, anak menjadi pribadi yang tertutup karena takut dimarahi ketika terbuka. Ketiga, anak menjadi kurang percaya diri, terlalu khawatir melakukan sesuatu (takut salah), dan masih banyak lagi.
Selain terjadi kepada anak, dampak negatif karena marah juga pasti terjadi kepada orangtua yang telah memarahi anaknya. Orangtua pasti merasa bersalah dan khawatir kepada anaknya setelah memarahinya. Maka tak jarang kita mendapati orangtua yang menyesal dan menangis ketika malam hari karena merasa bersalah kepada anaknya yang telah ia marahi di waktu siang. Bahkan hal ini sering menjadi bahasan di media sosial baik berupa tulisan maupun video.
Namun yang perlu digaris bawahi adalah anak membutuhkan adalah ketegasan bukan kemarahan. Tegas tidak harus marah, dan marah bukan berarti tegas. Kemarahan akan membuat anak takut atau bahkan membangkang. Sedangkan ketegasan akan membuat anak menjadi penurut dan punya karakter yang baik.
Kemudian jika kita sebagai orang tua terlanjur marah kepada anak karena hilang kendali, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Berikan Waktu kepada Diri Sendiri untuk Tenang
Saat emosi sedang memuncak, ada baiknya kita memberikan waktu kepada diri sendiri untuk tenang terlebih dahulu. Hentikan kemarahan itu, dan tarik napas dalam-dalam.
Jika perlu, jauhkan diri sejenak dari situasi tersebut untuk meredakan emosi. Misalnya ketika kita marah kepada anak di ruang tengah, maka baiknya kita pergi sejenak ke kamar atau ke tempat lain untuk menenangkan diri.
Jika tarik napas belum juga membuatmu tenang, perasaan kesal masih ada di dada, kita boleh menangis atau hadap ke tembok dan teriak (jangan terlalu keras) untuk melepaskan kemarahan kita. Ini salah satu cara yang dilakukan oleh Nadia Frederica mama dari Clayton dan Cliff yang terkenal mempunyai pengasuhan yang baik (The Hartono Family) untuk mengelola emosi saat marah.
Hindari Melakukan Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik seperti memukul atau menampar anak tidak akan memberikan solusi yang baik pada masalah. Hal ini hanya akan membuat anak merasa takut dan tidak merespon dengan positif.
Sekesal-kesalnya kepada anak, sebisa mungkin kita tidak memukul. Selain tidak akan menyelesaikan masalah, orangtua harus ingat anak adalah peniru terbaik. Dengan melakukan kekerasan, anak akan mencontoh perilaku orangtua ketika mengalami masalah ia akan bertindak sama seperti yang dilakukan orangtuanya. Oleh karena itu, yuk jadi contoh yang baik!
Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri
Sebagai orangtua, seringkali kita merasa gagal ketika anak melakukan kesalahan atau berperilaku yang buruk. Namun, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Ingatlah bahwa menjadi orangtua bukanlah hal yang mudah dan semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Segeralah berdamai dengan diri sendiri dan anak.
Ajak Anak Berbicara dan Dengarkan Perkataannya
Setelah meredakan emosi, orangtua boleh minta maaf atas kemarahannya. Percayalah hal itu akan menjadi contoh kepada anak bahwa ketika ia telah melakukan kesalahan kepada siapapun ia harus minta maaf. Karena orangtuanya saja tidak malu untuk minta maaf, karena minta maaf adalah perilaku yang baik.
Kemudian ajak anak untuk berbicara dan mencari solusi bersama. Ajak anak untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal yang sama terjadi lagi di masa depan.
Seperti layaknya komunikasi yang baik yaitu komunikasi dua arah. Maka biarkan anak menyampaikan pendapatnya. Tugas orangtua mendengarkannya. Jangan langsung menyalahkan atau mengejek anak sebelum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan begitu, anak akan merasa dihargai dan disayangi.
Berikan Kasih Sayang dan Dukungan
Meskipun anak melakukan kesalahan atau berperilaku buruk, tetaplah memberikan kasih sayang dan dukungan baik pada anak. Mengingatkan itu wajib, tapi caranya juga harus baik-baik. Hal itu akan membantu anak merasa lebih tenang dan dapat belajar dari kesalahan yang telah dilakukan.
Menutup ulasan ini, kita sebagai orang tua jangan panik ketika terlanjur marah kepada anak. Ambil waktu untuk menenangkan diri sendiri. Boleh pergi ke tempat lain untuk melampiaskan kekesalan yang ada. Ingat, jangan melakukan kekerasan fisik kepada anak. Meskipun kesal, tahan jangan sampai memukul.
Selain itu juga jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Segeralah berdamai. Ketika sudah tenang, ajak anak bicara baik-baik tanya alasannya melakukan kesalahan dan ajak si kecil mencari solusi bersama. Di situ kita harus mendengarkan pendapatnya. Terakhir, tetap beri kasih sayang dan dukungan kepada anak. Semoga anak menjadi pribadi yang lebih baik dan orangtua menjadi lebih bijak. Aamiin. (IM)
Leave a Reply