Neswa.id-Terkadang orang-orang merasa dunia ini terlalu kejam, atau tidak mereka merasa Tuhan tidak adil dalam kehidupan mereka. Selalu membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain, padahal nyatanya mereka sudah di berikan takdir masing-masing dan kita hanya menjalani nya saja, orang-orang terkadang hanya berpikir kalau di dunia itu fokus pada dunia dan lupa pada akhiratnya sehingga mereka terlena dan lupa akan hal tersebut.
Ayana sedang menangisi dirinya sekarang, di tempat ini Ayana menyadari perbuatannya yang sangat fatal. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia kehilangan arah, ia kehilangan orang-orang yang ia pikir akan selalu ada untuk nya di kala ia terpuruk seperti ini tidak ada satupun yang bisa ia minta untuk sebuah bantuan, ia ingin pulang kepada keluarga nya namun dengan keadaan seperti ini apakah keluarga nya mau menerimanya?
Gadis ini meringkuk menangis sejadi-jadinya ia merasa menjadi wanita yang hina karna sudah melakukan zina yang besar seperti ini, ia memukul-mukul tembok itu berkali-kali melampiaskan kekecewaannya hingga tangannya itu berdarah, ia sangat marah benar-benar marah kenapa ia bisa sampai teledor seperti ini kenapa ia bisa sejauh ini?
“Bodoh kamu Ayana bodoh!!!” teriaknya.
Sekarang ia baru sadar semua ini bukan mimpi, garis dua pada testpack tersebut benar ia sudah berkali-kali mengecek itu ternyata benar ia hamil. Ia kembali menangis meratapi nasib apa yang datang padanya, sangat miris hidup yang ia pilih ini menjauh dari keluarga dan memilih hidup sendirian ternyata ini yang terjadi.
“Aku harus apa? Aku bingung, aku kehilangan arah, apa aku harus mengakhiri semuanya?” Ayana lagi-lagi menangis sekencang-kencangnya, ia tidak tahu harus berbuat apa yang terpikirkan nya hanya satu, yaitu menggugurkan kandungan ini.
Malam itu berlalu ia tiba-tiba tertidur, terlelap karena lelah menangisi kejadian tersebut. Pagi tiba, sinar matahari memercik pada matanya gadis itu kembali bangun ia berlari ke toilet kala perutnya merasakan mual yang hebat berkali-kali, disana Ayana menatap perut nya yang masih kecil ia menangis kembali mengingat itu, “apa aku gugurin aja kandungan ini?” pemikiran itu tiba-tiba datang kembali, ia ingin melakukan itu saat ia mencoba tiba-tiba ponselnya berdering fokusnya teralihkan dengan cepat ia mengangkat panggilan tersebut.
“Gue bakal ke kost lo, tunggu di depan sekarang” ucap laki-laki itu melalui sambungan telepon.
Tubuh Ayana bergetar kala mendengar suara laki-laki tersebut, apa yang ingin ia lakukan sekarang? Setelah kejadian itu? Ayana keluar dari kost nya menunggu kedatangan laki-laki tersebut, sembari menunggu Ayana mendapati seorang anak kecil yang mencari-cari sesuatu, ia pun menghampiri anak kecil itu. Dia sangat menggemaskan Ayana sangat senang melihat, “adik kecil mau cari apa?” Tanya Ayana pada anak kecil tersebut.
Anak itu menunjuk mainan yang jatuh ke dalam selokan sana, tanpa pikir panjang Ayana pun turun untuk mengambil mainan tersebut. Ia memberikan mainan itu kepada anak kecil tadi, nampak wajah nya sangat senang ketika mainannya kembali pada pemiliknya. “YEAY MAINAN AKU BALIK, makasih banyak kakak cantik!” anak laki-laki itu bersorak senang saking senangnya ia sampai memeluk Ayana, ketika sedih seperti ini memang pelukan lah yang bisa menenangkan pelukan hangat dari anak kecil itu sangat nyaman membuat hati Ayana tenang.
“Aldo, kamu kemana aja kakak cari-cari kok tiba-tiba ada disini?” Suara berat itu berasal dari sebrang jalan sana, seorang laki-laki yang khawatir dengan anak kecil ini. Ayana bingung ia tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka berdua, anak kecil itu pun melepaskan pelukannya dari Ayana wajahnya berubah masam ketika laki-laki itu datang mendekati nya.
Ia bersembunyi di belakang Ayana, “ihh kakak nanti dulu, aku baru mau main sama kakak ini tau, kakak ini bantu aku ngambil mainan aku yang jatuh ke dalam selokan sana” ucap anak tersebut.
Kakak nya menghela nafas panjang ia tak habis pikir dengan kelakuan adik nya tersebut, “maaf ya mba adik saya merepotkan, makasih juga udah mau nolongin adik saya” ucap laki-laki itu dengan sopan, Ayana mengangguk mengiyakan ucapan laki-laki tersebut. Ayana lihat laki-laki ini sangat tampan, ia juga begitu berbeda dari kebanyakan laki-laki lain yang ia temui, ia nampak tenang, teduh dan sangat indah kalau dilihat. Lamunan Ayana buyar apa yang ia pikirkan ada-ada saja.
“Semoga kita bisa bertemu lagi mba, sekali lagi terima kasih” ucap laki-laki itu sebagai tanda berpamitan antara mereka bertiga.
Laki-laki itu mulai menghilang bersama anak kecil tersebut, Ayana tersebut dari kejauhan matanya tidak lepas dari laki-laki tersebut. Ia kembali ke depan kost nya, ternyata laki-laki yang ia tunggu datang wajahnya nampak kesal ketika Ayana datang ia langsung menarik tangan Ayana dengan kasar. “Sekarang lo ikut gue, gugurin kandungan itu sekarang!” Ayana menarik tangan nya dengan paksa dari Randi, tangan nya terjun bebas pada pipi Randi yang mengakibatkan kemerahan yang membekas pada pipi laki-laki tersebut.
“Lo kalau engga mau tanggung jawab yaudah jangan nyuruh gue untuk gugurin kandungan gue! Gue bisa urus anak ini sendiri, engga perlu bantuan lo! Jangan pernah datang lagi, dan jangan pernah cari anak ini! Gue bakal ngasih tau keluarga lo tentang semua ini, jangan harap kalau anak ini udah gede bisa ketemu sama lo atau keluarga lo!”
Ayana sangat marah pada Randi meski begitu ia tidak mau menggugurkan kandungannya, entah kenapa tiba-tiba ia tidak jadi mengugurkan kandungan tersebut padahal tadi ia sangat benci dengan semua ini. “Pergi lo! Gue engga mau lihat muka lo lagi!” Teriak Ayana, Randi pun pergi dengan rasa malunya, pergi meninggalkan Ayana di tengah keterpurukan nya. Gadis itu lagi-lagi menangis tapi sekarang ia di kuatkan dengan janin yang ia kandung.
Beberapa tahun kemudian…
**
Kalau dipikir-pikir kita terkadang terlalu larut dalam dunia hingga lupa akan apa yang kita tuju sebenarnya, terlalu banyak hal yang menjadi beban pikiran padahal seharusnya itu tidak perlu terlalu dipikirkan, terlalu mementingkan kemauan seseorang padahal kemauan sendiri saja kita susah untuk memenuhinya, kita lupa kalau kita terlalu terpaku akan dunia hingga lupa sebenarnya kita hidup itu untuk apa. Kebanyakan orang larut dalam nikmatnya duniawi berbondong-bondong untuk mencapai kemenangan di dunia lupa dengan akhiratnya. Kini Ayana sudah berbeda, ia lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT, hidupnya terasa jauh lebih tenang dan tentram.
Ayana menatap orang-orang sekitar nya ia di kelilingi para remaja yang bersenang-senang dengan pasangannya, ia teringat akan kejadian lalu banyak hal yang ia lalui dan ia sangat senang bisa berada disini dengan versinya yang sekarang. Ia tersenyum kala melihat orang-orang itu sangat romantis kepada pasangannya dirayakan begitu mesranya sedangkan ia kesini hanya sendirian menikmati indahnya alam yang di ciptakan oleh sang kuasa, matanya menangkap beberapa hal-hal manis seperti keluarga yang hangat, pasangan yang mesra dan beberapa lain nya lagi.
Ayana sudah menghabiskan waktunya lama disini, ia pun beranjak untuk pergi pulang kembali ke rumah. Sebenarnya selama perjalanan ke arah pulang Ayana juga mendapati beberapa kejadian yang membuat hatinya tertegun kala melihat itu, kadang terlintas di pikirannya apakah nanti ia siap menjalani takdir-takdir yang Tuhan kasih padanya namun sampai sekarang Ayana ada disini ia yakin bisa melewati semua itu.
“Assalamualaikum, Ayana pulang”
Ia melangkah masuk pada rumah bercat putih itu, gadis nan cantik ini ternyata ditunggu oleh orang-orang diruang makan. Siang itu keluarga kecil ini mengobrol banyak, banyak hal yang bisa Ayana pelajari kala ia mencoba untuk berubah secara perlahan-lahan di bantu orang tua, suami, anaknya dan teman-temannya.
“Bagaimana sekarang? Apa kamu udah merasa nyaman?” Tanya sang mertua kepada menantunya, Ayana mengangguk ini jauh lebih nyaman dari sebelumnya, setelah banyaknya masalah yang datang berturut-turut kepada dirinya ternyata ada sebuah hadiah besar untuk dirinya sekarang, dari gelap nya kejadian itu sekarang Ayana banyak mengambil pelajaran dari sana.
Di sebrang sana ada suami nya yang sedang tersenyum dan sangat senang serta bangga dengan perubahan Ayana, ia sangat bangga Ayana bisa seperti ini sekarang setelah apa yang ia lalui beberapa tahun silam. “Maudy sekarang udah gede cantik nya kayak bunda nya” ucap sang suami, ia teringat akan kejadian silam kala Ayana membantu Aldo mengambilkan mainan adik nya tersebut disana mereka bertemu.
Ternyata takdir Tuhan tidak ada yang bisa menebaknya, sekarang tiba-tiba Ayana menjadi istrinya. Bagas adalah laki-laki yang mau menerima kekurangan dan kelebihan Ayana, ia meyakinkan Ayana begitu lama begitu juga kedua orang tuanya, tapi ternyata Tuhan lebih tau tentang Bagas. Ayana mulai membuka hatinya, dan kala itu Maudy lahir mereka membuat keluarga kecil yang harmonis dan sangat hangat. Ayana juga mulai belajar beberapa hal baru, setiap harinya untuk keluarga kecilnya tersebut sekarang ia sangat bersyukur atas apa yang Tuhan takdir kan padanya ia yakin setiap musibah yang datang padanya pasti ada alasan dan hikmah dari itu tersebut. (IM)
Leave a Reply