Tag: #memoar
  • Mengenal Komunitas Yahudi Australia

    Mengenal Komunitas Yahudi Australia

    /
    /

    0

    “Saya bukan orang Israel, saya orang Australia. Jews Australian”. Neswa.id-Begitu kata Rabbi Gabbi, seorang Rabbi dari Ark Center yg menaungi komunitas Yahudi di Melbourne. Kami bertemu beberapa waktu lalu setelah Shortcourse di Deakin University. Tak seperti bangunan Sinagog yang ada di beberapa kawasan Timur Tengah, Mesir dan Eropa yang biasanya sudah berumur ratusan tahun dan…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (I)

    Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (I)

    /
    /

    0

    Neswa.id-Seorang wanita tengah baya tiba-tiba menghampiri saya dengan membawa secarik tulisan yang dibungkus dengan sebuah map. Kertasnya nampak lusuh. Warnanya putih berpadu dengan coklat muda, atau bahasa Jawa-nya mangkak. Berbagai model tanda tangan terlampir dikolom-kolom yang sudah disiapkan. Saya dibuat bingung, masa iya ada yang minta bantuan untuk membangun masjid atau menyantuni anak yatim seperti…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Berlin, Sebuah Titik Temu

    Memoar Perjalanan: Berlin, Sebuah Titik Temu

    /
    /

    0

    Neswa.id-Kota tua dengan jalan bebatuan, suara lonceng gereja, dan orang-orang tua yang berjalan pelan di sebuah jalan lorong nan sempit. Tidak ada gedung-gedung tinggi, mall, atau suara klakson kendaraan yang saling berebut perhatian. Itulah yang pertama kali terlintas di kepala saya tentang kota ini, Berlin. Jauh sebelum saya sampai kota ini saya hanya mengira Berlin…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Cerita di Karlsruhe (II)

    Memoar Perjalanan: Cerita di Karlsruhe (II)

    /
    /

    0

    Neswa.idMobil sedan sederhana melesat dengan kecepatan tinggi membelah kota Karlsruhe. Perawakannya kalem dan keibuan juga lemah lembut, tapi tidak dengan gayanya mengemudi mobil. Entahlah berapa kali tangan ini harus secepat kilat mencari pegangan ketika laju mobil yang sedang tinggi mendadak berkurang kecepatannya yang akan membuat perut siapapun pasti akan mual. Antara gas dan rem seakan…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Duwea

    Memoar Perjalanan: Duwea

    /
    /

    0

    Neswa.id-“Duwaiqoh, lau samaht”!, (Mohon antar kami ke Duwaiqoh, atau seringkali dilafalkan sebagai Duwea). Begitu kira-kira percakapan awal saya dengan Pak Supir. “Eh, Duwea? Aywah. Balas sang supir, dengan nada heran, seperti tidak lumrah. Saya pun harus mengulang sekali lagi tujuan kami pagi itu. Duwaiqoh, atau Duwea. Saya mengerti. Pak supir ini pasti bingung, dan bertanya-tanya.…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Aysel

    Memoar Perjalanan: Aysel

    /
    /

    0

    Neswa.id-Tempat ini tidak pernah sepi. Tidak sekalipun. Terlebih hari itu, ketika ratusan orang memadati tiap jengkal jalan yang berumur ratusan tahun. Syari’ Muiz Lidinillah, begitulah orang-orang terdahulu menamai jalan setapak nan sempit ini. Jalan yang menyimpan banyak kisah, lintas dinasti. Hiruk pikuk lorong bazar dipenuhi berbagai macam manusia. Bazar, atau pasar ini terletak di sepanjang…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Sepenggal Kisah Kopi di Khan Khalili, Maqha, ‘bak Istri Kedua’

    Memoar Perjalanan: Sepenggal Kisah Kopi di Khan Khalili, Maqha, ‘bak Istri Kedua’

    /
    /

    0

    Neswa.id- Tentang kopi. Saya ingin sedikit berkisah mengenai perjalanan secangkir kopi. Tentu saja, setiap orang punya pengalaman berbeda dari satu, atau puluhan kopi yang mereka minum. Baik tentang cita rasa, pertemanan, perjalanan dan segala kisah yang ada di balik jutaan cangkir kopi yang bermula dari dataran Ethiopia, Yaman, Mesir, Turki, sampai ke seluruh penjuru dunia.…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Beradu dengan Sholawat

    Memoar Perjalanan: Beradu dengan Sholawat

    /
    /

    0

    Neswa.id-Matahari musim panas serasa menampar kulit. Siang itu suhu udara berkisar mencapai hingga 40 derajat celcius. Bukan main panasnya. Tenggorokan terasa sangat kering. Saya pun hampir tidak sadar ternyata masih ada sebongkah daging yang melindungi kerongkongan dari sengatan matahari. Bulan Agustus di Kairo adalah puncak musim panas. Jam tangan menunjukkan pukul 7 malam, namun senja…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Menjadi Indonesia

    Memoar Perjalanan: Menjadi Indonesia

    /
    /

    0

    Neswa.id- “Eh da ya ‘amm, keda bass khomsiin geneh?”. “Apa-apaan ini, cuma kaos begini saja lima puluh pound?”. Saya berceloteh. Rupanya ketrampilan tawar-menawar saya mulai kambuh di pasar ini. Pasar yang terletak di ujung jalan. Namanya Khan Khalili, pasar traditional berumur hampir seribu tahun, yang menjual berbagai macam pernak-pernik khas Timur Tengah, khususnya Mesir. Syahdan,…

    Selengkapnya »