-
Derita dan Nilai-nilai Kemanusiaan Jalaluddin Rumi
/
/
Jalaluddin Rumi seorang sufi dan penyair kenamaan abad 13. Puisi-puisinya melintasi beragam ajaran agama dan ras hingga semua pembaca dapat merasakan relevansinya. Sufi Persia itu tidak hanya menggubah puisi cinta, kedamaian dan persahabatan. Perhatiannnya juga tertuju pada persoalan derita, meskipun begitu menurutnya penderitan adalah cintaNya yang menyamar. Terlihat pada bait awal mahakaryanya, Matsnawi, Rumi telah […]
-
Cinta dalam Pernikahan
/
/
Dalam ayat langganan undangan pernikahan, surat al-Ruum ayat 21, disebutkan bahwa sayang (mawaddah) dan kasih (rahmah) muncul setelah litaskunu/sakinah. Litaskunu ilaiha artinya agar engkau berusaha terus-menerus untuk tenang-hati dengan pasanganmu. Setelah tenang-hati, barulah sayang dan kasih akan diturunkan sebagai berkah di dalam pernikahan. Sebelum menikah, tidak ada cinta. Yang ada hanya nafsu berbulu cinta. […]
-
Kehendak Cinta
/
/
Ini malam terakhir kamu di kotaku, makan malam ini seharusnya kita habiskan dengan cara-cara membahagiakan. Bukan untuk memperdebatkan hal yang sama tanpa ada ujungnya. “Ibu”, aku menatapmu. Mata kita bertemu. “Mama masih punya Papa dan kedua adikmu. Sedangkan ibuku?” Kamu tahu betul bagaimana perasaanku setiap kali menyebut nama .bu dalam perbincangan kita. *** Di rumah, […]
-
Bila Seorang Sufi Menikah
/
/
Dalam sejarah tasawuf dan dunia sufi, Rabiatul Adawiyah adalah tokoh yang tidak asing. Sebagai pencetus konsep mahabbah, Rabiatul Adawiyah benar-benar mendedikasikan dirinya hanya untuk Tuhan semata. Mencintai dan melebur ke dalam diri Tuhan tanpa meminta balasan pahala atau surga. Kekasih bagi dia tiada lain hanyalah Tuhan itu saja. Sehingga dia tidak memerlukan jalan untuk menikah […]