-
Bianglala
/
/
0
cerpen Akhiriyati Sundari Malam menggantung pucat di puncak pekat. Begitu kecil begitu sipit cahaya tercurah dari arah bulan sabit, menyirami jalan setapak menuju pondok, sedikit-sedikit. Dari arah selatan, kesiur angin laut menampar wajah seorang remaja perempuan, mencubit-cubit kulitnya hingga merekahkan gigil. Hendak ia percepat langkahnya saat melewati samping kiri tanah kebun luas yang ditanami rimbun…