,

Relasi Suami-Istri Dalam Surah An-Nisa Ayat 34 Menurut Syekh Ali Jum’ah

/
/


Neswa.id-Seringkali kita menemui orang yang memahami nas-nas agama secara tekstual, yang berakibat pada cacat pemahaman. Hal tersebut dikhawatirkan apa yang disampaikan Allah melalui nas-nya tidak tersampaikan dengan baik. Salah satu penggalan ayat tentang relasi laki-laki dan perempuan dalam surah An-Nisa ayat 34, menjadi topik yang banyak didiskusikan. Berikut penggalan ayatnya:

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S An-Nisa; 34).

Dari ayat di atas, menghasilkan banyak tafsiran mengenai قَوَّٰمُونَ. Secara tekstual, قَوَّٰمُونَ berarti kuat, yang artinya laki-laki lebih kuat dari perempuan. Dari pemahaman yang tekstual, banyak melajirkan kesalahpahaman mengenai laki-laki yang dirasa mempunyai wewenang sepenuhnya terhadap perempuan, karena posisi laki-laki di atas perempuan.

Akan tetapi, menurut Syekh Ali Jum’ah, قَوَّٰمُون adalah besarnya tanggung jawab laki-laki atas perempuan dalam relasi suami-istri. Tanggung jawab tersebut bisa meliputi tugas, kewajiban suami di depan hukum. Semua itu harus ada dalam relasi suami-istri.

Di era modern ini, seringkali kita menemui orang-orang yang menyerukan kesetaraan antar laki-laki dan perempuan. Sebaliknya, menurut Syekh Ali Jum’ah tidak semuanya bisa disetarakan, karena ada hal-hal yang mengharuskan laki-laki mempunyai power lebih seperti tanggung jawab dalam keluarga. Konsep قَوَّٰمُون (tanggung jawab) membicarakan mengenai karakteristik, tugas dan status resmi dalam memberikan nafkah dzohir. Maka dari itu, Syekh Ali Jum’ah menggaris bawahi, bahwasannya konsep قَوَّٰمُون mutlak disandarkan pada laki-laki dengan dua pendekatan.

Pertama, karena laki-laki mutlak yang memberikan nafkah pada istrinya. Syekh Ali Jum’ah menambahkan bahwa ketika laki-laki tidak memberikan nafkah kepada istri, maka istri tidak mempunyai kewajiban untuk mentaatinya, dengan begitu cacatlah makna قَوَّٰمُون tersebut. karena Allah telah memberi haknya pada masing-masing dengan sesuai. Sebagaimana di atas, bahwa ketaatan istri dilihat dari kemampuan suami dalam memberikan nafkah.

Kedua, قَوَّٰمُون di atas dilihat dari sisi biologis laki-laki. Pada dasarnya, laki-laki mempunyai sifat biologis yang tidak dimiliki perempuan, seperti kuat secara badan dan mendahulukan perkara yang rasional ketimbang perasaan. Maka dari itu, penempatan قَوَّٰمُون hanya pada sisi biologis laki-laki.

Akan tetapi, dari penjelasan di atas, bahwa perempuan juga memiliki sifat yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Karena hakikat perempuan adalah hamil dan melahirkan, maka Allah menciptakan perempuan kuat secara psikis. Perempuan mampu mengolah emosi seperti kasih sayang, cinta, perhatian, kesabaran dan ketelatenan dalam mendidik anak. Yang mana hal tersebut tidak akan ditemukan dalam diri laki-laki. Maka dari itu, Allah tidak membedakan baik perempuan dan laki-laki dalam mana yang lebih unggul. Karena baik laki-laki dan perempuan mempunyai peranan kesalingan dalam membangun rumah tangga.

Demikianlah penejelasan قَوَّٰمُون menurut Syekh Ali Jum’ah. Bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling mengisi kekosongan yang ada. bukan untuk mencari mana yang lebih baik. (IM)


Lumatul Badril Hidayah Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *