Neswa.id-Kisah cinta Nabi Adam dan Siti Hawa adalah alasan utama mengapa pasangan menjadi salah satu persoalan yang penting untuk diperbincangkan. Dalam konteks yang lebih dalam, setiap pasangan menginginkan rasa tenang atau tentram dalam menjalani kehidupan pernikahan, karena itulah salah satu tujuan pernikahan yang termaktub dalam Al-Qur’an. Oleh karenanya, memilih pasangan yang sekufu menjadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk menikah.
Sebelum beranjak pada pembahasan pernikahan, beberapa hari ini, sering seliweran di reel instagram tentang kita harus mencari pasangan yang setara sebelum menjadikan dia sebagai pasangan seumur hidup, itu adalah hal yang baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan setelah pernikahan dilangsungkan. Lantas bagaimana Pandangan Islam memandang sekufu dalam pernikahan?
Makna Sekufu dalam Islam
Sekufu diartikan sebagai sepadan atau setara. Hal tersebut menjadi poin penting yang harus dipertimbangkan sebelum menunaikan pernikahan, karena pernikahan adalah ibadah terpanjang, maka memilih pasangan yang tepat sangat diperlukan.
Pemahaman umum tentang sekufu dalam masyarakat adalah memandang calon pasangan dari kekayaaan, nasab, dan fisik yang rupawan. Islam mengganti sekufu dengan memandang dari segi agamanya. Agama di sini, tidak hanya menguasai ilmu agama dengan baik, akan tetapi mampu beragama dengan baik; mempunyai komitmen dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama.
Mengutip kata-kata Nur Rofiah, kita boleh memilih pasangan yang kaya, rupawan, pintar ilmu agama dengan syarat baik terlebih dahulu. Dikhawatirkan jika mereka tidak baik, mereka akan menggunakan privilesenya untuk menyakiti pasangannya.
Jika ia sosok yang kaya akan tetapi tidak baik, ia akan menggunakan kekayaannya untuk menyakiti pasangannya, seperti mengatakan “kamu tanpa aku bisa apa?”
Jika ia sosok yang pintar akan tetapi tidak baik, ia akan merendahkan pasangannya dengan keilmuannya. Jika ia sosok yang rupawan akan tetapi tidak baik, ia akan menggunakan ketampanan atau kecantikannya untuk tebar pesona dan menyakiti hati pasangannya. Pasangan yang sekufu akan memandang pasangannya setara, tidak merasa paling superior, saling support dan saling menghargai.
Menjalani Ta’aruf
Jalan yang ditempuh untuk menemukan pasangan yang sekufu adalah dengan jalan ta’aruf. Ta’aruf berarti proses pengenalan, dan ta’aruf yang baik adalah mengenal diri sendiri dengan sebaik-baiknya terlebih dahulu, baru kemudian mengenal calon pasangan.
Menanyakan kepada diri sendiri dan calon pasangan tentang bagaimana keduanya memandang sebuah pernikahan, tujuan hidup, finansial, karir keduanya dan hal-hal penting lainnya atau lebih dikenal dengan pre-marriage talk.
Pada dasarnya, ta’aruf baik terhadap diri sendiri atau pun pasangan tidak hanya dilakukan sebelum menikah, tetapi juga dijalankan sepanjang pernikahan berlangsung karena misi pernikahan sejalan dengan misi hidup sebagai hamba Allah.
Misi dalam Pernikahan
Manusia diciptakan tuhan di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada-Nya, maka dari itu hendaklah goal yang dicapai dalam pernikahan adalah senantiasa menghamba kepada Allah seperti yang tertulis di dalam surat Adh-Dhariyat ayat 57:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Selain itu, manusia diberi amanah untuk menjadi kholifah yang dituntut untuk memberikan manfaat bagi alam semesta sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Jikalau seorang hamba Allah memutuskan untuk menikah, maka hendaklah memilih pasangan yang mampu menjadi partner terbaik untuk membersamai dalam menjalankan dua misi tersebut.
Siapa pun berharap agar pernikahannya bertahan seumur hidup, semua itu akan tercapai jika kedua belah pihak telah meraih ketenangan dalam menjalaninya. Pernikahan yang sehat tidak hanya fokus pada fisik ke dua pasangan, akan tetapi mental, jiwa dan akalnya mampu berkembang dengan baik, keduanya merasa utuh tanpa merasa minder pada pasangan sendiri.
Pernikahan yang baik bukan untuk saling adu siapa yang paling hebat, paling berjuang dan paling banyak berkorban untuk pernikahan mereka, akan tetapi saling memahami dan mengerti apa yang dibutuhkan pasangan baik jasmani maupun rohani. (IM)
Leave a Reply