Neswa.id-Nusaibah adalah putri dari Rabab binti Abdullah bin Ka’ab. Ia memiliki saudara kandung yang bernama Abdullah bin Ka’ab yang pernah ikut dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW dan menikah dengan Zaid bin Asim, memiliki dua putra bernama Abdullah dan Habib.
Nusaibah termasuk ke dalam wanita agung dan tergabung dengan tujuh puluh orang laki-laki Ansar yang akan berbaiat Al-Aqabah kedua. Saat itu, Nusaibah berbaiat bersama suami dan anaknya Abdullah bin Zaid bin Ashim. Di saat kebanyakan orang menolak ajaran Nabi, Nusaibah dengan mantab beriman kepada Allah SWT dan menerima risalah Rasulullah SAW. Padahal, Nusaibah hanya mendengar penjelasan tersebut dari suaminya. Tapi keyakinan itu langsung mengakar kuat di hati Nusaibah.
Nusaibah sebagai Perisai Nabi Muhammad pada saat Perang Uhud
Nusaibah banyak terlibat dalam beberapa peristiwa besar yang pernah terjadi pada masa Rasulullah. Misalnya, terlibat baiat aqabah, perang uhud, perjanjian hudaibiyah, umrah, perang hunain, dan perang yamamah. Pada masa itu, perempuan ikut bertempur di medan perang adalah hal yang sangat luar biasa. Meskipun perempuan, Nusaibah memiliki jiwa ksatria yang umumnya dimiliki oleh laki-laki. Dari berbagai peristiwa perang besar yang pernah diikuti Nusaibah, dalam perang uhud-lah namanya begitu terabadikan hingga saat ini. Yaa, Nusaibah rela menjadi perisai hidup bagi Rasulullah.
Nusaibah bersama keluarganya ikut serta dalam perang uhud. Suami dan anaknya terlibat langsung dalam medan perang. Sedangkan Nusaibah berperan memberi minum bagi pasukan yang kehausan dan membalut luka para pasukan yang terkena kibasan pedang.
Namun, kondisi saat itu memaksa Nusaibah untuk berani menyerang kaum musyrik. Peristiwa itu terjadi saat pasukan pemanah dalam perang uhud tidak mematuhi perintah dari Rasulullah dan memilih turun dari gunung untuk mengambil harta rampasan perang.
Nusaibah langsung mengambil pedang dan tamengnya. Ia berdiri tepat di samping Rasulullah SAW dan menjadi tameng hidup. Dalam beberapa riwayat, kegigihan Nusaibah dalam perang uhud terekam dalam kesaksian Rasulullah “Aku tidak tengok kiri kanan dalam pertempuran ini selain melihat Nusaibah membelaku dengan rasa kegigihan.”
Nusaibah, perempuan yang akrab disapa Ummu Umarah ini mendapati 12 luka di tubuhnya. Luka yang paling parah ada di leher. Namun, hal tersebut tidak membuatnya bersedih atau bahkan mengeluh. Saat melihat luka Ummu Umarah, Rasulullah berkata pada putra Ummu Umarah “Lihat ibumu, balut luka di leher ibumu!.”
Setelah itu Rasulullah berdoa kepada Allah agar Nusaibah dan keluarganya menjadi sahabat Rasulullah kelak di surga. Keberanian Nusaibah dalam melindungi Rasulullah tercatat jelas dalam sejarah hingga ia pantas mendapat gelar sebagai perisai Nabi atau difaaun Nabi.
Nusaibah binti Ka’ab adalah Role Model Wanita Muslimah Masa Kini
Sangat tidak berlebihan jika muslimah saat ini menjadikan Nusaibah sebagai salah satu role model dalam hal prinsip kehidupan. Perempuan saat itu hanya berperan dalam urusan logistik perang. Namun di situasi tertentu menuntut Nusaibah untuk mengambil sekaligus menggunakan peralatan perang demi melindungi keselamatan Nabi.
Artinya, baik laki-laki maupun perempuan harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menjalani hidup. Karena akan ada kondisi tertentu yang menuntut kita untuk berlaku mandiri atau tidak bergantung kepada orang lain.
Keikhlasan Nusaibah dalam keberlangsungan dakwah Islam tidak bisa diragukan lagi. Ia pernah berkata “Saya tidak peduli dengan luka yang menimpa saya, dan saya meninggalkan semua urusan duniawi.”
Di zaman modern seperti ini, meneladani kisah heroik Nusaibah tidak harus dengan perang fisik. Melainkan dengan cara yang sesuai dengan perkembangan zaman namun tetap menjaga nilai-niai luhur yang terkandung dalam Islam. (IM)
Leave a Reply