,

Ngaji Psikologi: Sadar atau Tidak Sadar?

/
/

Ngaji Psikologi: Sadar atau Tidak Sadar?

Neswa.id-Jika Anda adalah orangtua, Anda mungkin pernah mengalami ini:

Anak balita Anda yang sedang lapar atau mengantuk akan marah-marah tanpa alasan yang jelas. Segala yang kita lakukan untuk membantunya, serbasalah. Ketika sang anak ditanya apa yang membuat dia marah, jawabannya akan sangat bergantung pada hal ter- akhir yang terjadi padanya. Misalnya, bahwa temannya baru saja mengambil mainannya atau hasil gambarnya tidak sesuai dengan yang dia bayangkan.

Manusia memang tidak selalu menyadari motif sejati perbuatannya. Jika Anda hendak mengelak dengan alasan contoh yang saya berikan hanya berlaku untuk anak-anak, Anda tidak sepenuhnya benar. Anak-anak menjadi ilustrasi hanya karena kita sebagai orang dewasa, apalagi yang telah menjadi orangtua, sudah lebih memahami penyebab sesungguhnya suasana hati si lima tahun yang tiba-tiba memburuk, sementara si anak sendiri masih clueless, tidak tahu bahwa penyebab perasaannya yang mendadak galau dan kacau adalah tubuhnya memerlukan tidur atau makan.

Meski tidak terlalu jelas, hal semacam ini juga terjadi pada orang dewasa. Contoh gampangnya: mood kaum hawa menjelang menstruasi. Pada masa seperti ini, apa pun yang dilakukan pasangannya (bila si perempuan sudah punya pasangan, tentunya) terasa salah atau menyebalkan. Meski berkat ilmu pengetahuan, sekarang orang tahu ada yang namanya PMS atau pre- menstural syndrome, yang mencakup mood naik turun akibat hormon, yang sedang terserang PMS benar-benar merasakan emosi negatif serta memiliki alasan rasional dan logis mengapa pihak tertentu (misalnya pasangan) mereka anggap telah melakukan tindakan yang memicu rasa marah atau sedih mereka.

Nah, dalam tingkat yang berbeda-beda, banyak hal dalam hidup manusia yang sebenarnya terjadi tanpa kita benar-benar menyadari prosesnya. Misalnya dalam mengambil keputusan soal moral. Para ahli psikologi moral menemukan bahwa dalam hal ini, manusia sebenarnya mengandalkan intuisi, proses tidak sadar. Nalar sadar hanya bertugas mencari pembenaran atau justifikasi dari hasil akhirnya. Jadi, jangan-jangan, Sigmund Freud, sang legenda pendiri psikoterapi itu benar belaka. Jangan-jangan, memang sebagian besar proses/hal yang terjadi dalam benak manusia terjadi di alam bawah sadar, termasuk proses penilaian dan pengambilan keputusan. (IM)


Rika Iffati Farihah Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *