Ngaji Psikologi: Dunning-Kruger Effect dan Kesadaran Kita untuk Terus Belajar

/
/

Moral of the story: jangan pernah berhenti belajar agar tidak terjebak Dunning-Kruger Effect di sisi yang buruk

Neswa.id-Pembaca Enid Blyton pasti tahu bahwa kita bisa membuat pesan rahasia dengan menggunakan air jeruk lemon sebagai tinta tak kasatmata (invisible ink). Saya sendiri pernah ingin mencoba membuat pesan seperti itu. Nah, seorang pria bernama McArthur Wheeler mencoba merampok bank dengan wajah dilumuri air jeruk lemon. Dia meyakini bahwa air jeruk tersebut membuat wajahnya tak terlihat. Dia tidak memahami cara kerja air jeruk sebagai invisible ink, tetapi tak sa- dar bahwa dirinya tidak paham.

Kasus tersebut mengilhami serangkaian penelitian oleh David Dunning dan Justin Kruger mengenai satu lagi bias dalam cara berpikir manusia: benak manusia sulit menilai kemampuan mereka sendiri. Orang-orang berkemampuan rendah biasanya punya ilusi superioritas. Mereka mengira kemampuan m reka jauh lebih baik ketimbang kenyataannya. Mereka merasa menguasai persoalan, padahal sesungguhnya tidak. Mereka merasa tahu banyak tentang sesuatu, meski sebenarnya pengetahuan mereka tentang itu benar-benar nol, bahkan minus. Pokoknya, jauh panggang dari apa yang mereka tahu.

Mereka yang berkemampuan tinggi juga kerap keliru menilai kemampuan diri sendiri. Namun, sedikit berbeda dari rekan mereka di persentil bawah, orang- orang dengan kemampuan superior biasanya mengira tugas yang mudah bagi mereka, pasti mudah pula bagi orang lain. Dengan kata lain, mereka menilai kemampuan mereka lebih rendah dari seharusnya.

Bias ini menjelaskan mengapa orang yang benar-benar pintar dan berpengetahuan luas biasanya memang tampak sangat biasa, bersahaja. Mereka sebenarnya bukan sedang sengaja menunjukkan kerendahan hati. Mereka memang tidak menganggap diri terlalu tinggi. Semakin banyak yang mereka tahu, se- makin mereka sadar bahwa masih banyak yang perlu diketahui di dunia ini.

Di lain pihak, bias ini menjelaskan dengan baik peri bahasa “tong kosong nyaring bunyinya”. Mereka yang paling tidak kompeten biasanya sangat pede dengan diri sendiri. Sebabnya, orang semacam ini tak punya kemampuan, bahkan sekadar untuk menyadari ketidaktahuannya.

Untuk mengetahui bahwa jawaban kita salah, kita perlu tahu dahulu ada jawaban lain yang benar. Untuk mengetahui bahwa pengetahuan kita mengenai sesuatu masih sedikit, kita perlu belajar lebih banyak. Moral of the story: jangan pernah berhenti belajar agar tidak terjebak Dunning-Kruger Effect di sisi yang buruk. (IM)


Rika Iffati Farihah Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *