Neswa.id-Salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat terkenal akan kezuhudannya adalah Abu Dzar Al-Ghiffari. Dalam satu riwayat diceritakan bahwa, suatu ketika Abu Dzar datang menghadap Rasulullah SAW untuk meminta nasihat. Walaupun demikian, dari segi asbabul wurud nasihat ini adalah untuk kita semua sebagai pengikut dan pencinta Rasulullah.
Rasulullah SAW memberikan nasihatnya kepada Abu Dzar:
اتق الله حيثما كنت، واتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن.
Artinya: bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Kemudian, ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Bergaullah kepada sesama manusia dengan akhlak yang terpuji. (HR. At-Tirmidzi)
Nasihat Rasulullah SAW yang pertama tentang ketakwaan dimanapun berada. Ketakwaan adalah suatu inti dan tujuan yang akan dicapai dalam beragama. Bahkan dalam Al-Qur’an dan Hadis nabi kita jumpai bahwa orang yang akan mendapatkan kehidupan yang bahagia di akhirat yaitu surga bagi orang yang bertakwa. Allah berfirman:
۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Ketakwaan yang dimasud ialah bagaimana sikap kita yang selalu membentengi diri untuk mematuhi segala yang telah ditetapkan Allah berupa perintah dan larangan-Nya di mana saja kita berada . Jadi tidak terbatas pada saat berada di masjid atau di tempat-tempat pengajian tetapi ketakwaan itu terus dibawa dalam seluruh aktivitas kehidupan. Ketakwaan itu menghiasi diri kita di pasar, di jalan, di kantor, di rumah, di mana saja kita berada.
Nasihat Rasulullah SAW yang kedua tentang mengikutsertakan keburukan dengan kebaikan. Nasihat ini maksudnya hendaklah perbuatan buruk masa lalu kita diikuti dengan perbuatan baik yang dapat menghapuskan perbuatan buruk di masa lalu itu. Artinya adalah perintah kepada kita untuk senantiasa bertaubat, beristighfar, dan memohon ampun kepada Allah Swt.
Secara garis besar, dosa manusia itu terklasifikasi ke dua kelompok yakni: Pertama adalah dosa kepada Allah. Maksudnya kelalaian dalam mematuhi perintah dan larangan-Nya. Kedua, dosa terhadap sesama manusia. Dosa kepada Allah walaupun waktu hidup di dunia ini belum sempat bertaubat, ada kemungkinan Allah mengampuninya, karena Allah maha Pengasih dan maha Penyayang. Akan tetapi dosa kepada sesama manusia apabila waktu hidup itu di dunia ini belum dimaafkan, maka akan sangat sulit untuk dimaafkan oleh Allah Swt.
Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW memperkenalkan kepada sahabatnya dengan satu istilah “orang yang bangkrut”. Orang yang menghadap Allah di hari kiamat dengan membawa pahala sholat, pahala puasa, pahala zakat, tetapi sangat disayangkan dia berurusan dengan sesamanya, maka datanglah beramai-ramai orang-orang yang pernah disakiti dan didzalimi itu untuk menuntutnya. Kemudian pahala orang itu diberikan kepada orang yang didzalimi, dan ketika pahalanya habis, maka terpaksa keburukan orang-orang didzalimi itu ditimpakan kepada orang yang membawa pahala itu. Akhirnya, orang yang membawa pahala itu dilemparkan ke dalam api neraka.
Kemudian Rasulullah SAW memberikan nasihat yang ketiga “bergaul-lah kepada sesama manusia dengan akhlak yang terpuji”. Rasulullah SAW memberikan nasihat terakhir agar bergaul kepada sesama manusia dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia. Dengan kata lain, pesan moral yang ditanamkan Rasulullah kepada Abu Dzar yakni membangun suatu kehidupan masyarakat yang berakhlak mulia dan Rasulullah menempatkan dirinya sebagai penyempurna akhlak. Rasulullah SAW bersabda:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Artinya: sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq. (HR. Al-Baihaqi)
Bahkan ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang hal apakah yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga, Rasulullah Saw menjawab “takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”.
Dua hal inilah yang banyak mengantarkan manusia masuk surga. Pertama, takwa, hubungan yang baik kepada Allah Swt, dan takwa-lah yang menyebabkan kita mulia di hadapan Allah, lalu yang kedua, akhlakul karimah. Bertingkah-laku, berbudi-pekerti yang baik inilah yang menyebabkan kita mulia di hadapan manusia.
Semoga tiga nasihat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar ini dapat mengingatkan kita tentang ketiga poin yang dapat menginternalisasi ke lubuk jiwa kita. Amin..Wallahu A’lam. (IM)
Leave a Reply