‘Lebih Putih Dariku’: Ketika Perempuan Tak Memiliki Kuasa atas Dirinya Sendiri

/
/


Neswa.id-Sebagai perempuan yang tumbuh di masa kini, kita harus banyak mensyukuri kebebasan ekspresi yang telah dirasakan dalam ruang-ruang kehidupan. Karena hal ini berbanding terbalik pada masa lalu, di mana hampir seluruh perempuan tidak mendapatkan hak bebasnya dalam tatanan masyarakat. Semboyan “masak, macak, lan manak” menjadi gambaran bahwa hidup perempuan telah ditakdirkan seolah hanya berputar dalam hal tersebut. Dido Michielsen soerang penulis berkebangsaan Belanda, mengangkat hal tersebut dalam bukunya yang berjudul “Lebih Putih Dariku”.

Kisah Isah dalam novel tersebut membawa kita pada gambaran kehidupan era kolonial yang menduduki Nusantara pada masa lalu. Isah memiliki fragmen hidup yang jarang dimiliki oleh orang lain. Dibesarkan dalam lingkungan keraton yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan masyarakat biasa, bukan berarti ia berbahagia atas takdir hidup di dalamnya. Hidup sebagai seorang putri bupati yang kelahirannya dianggap tidak sah di mata hukum, menjadikan Isah dan ibunya hidup dalam ketidakpastian. Bagi mereka, “nerimo ing pandum” adalah kunci hidup yang harus diterima dan dijalankan.

Yogyakarta masa pendudukan Belanda memiliki wajahnya sendiri dalam merekam kehidupan masyarakat masa itu. Seiring berjalannya waktu, Isah menjadi gadis yang  memiliki pikiran untuk keluar dari tembok keraton. Melihat para perempuan Belanda berlenggok menggunakan baju bak puteri di negeri dongeng, membuat Isah berpikir bahwa kehidupan luar memang menyenangkan. Tidak ada aturan, paksaan, bahkan ia mampu menjadi manusia yang bebas tanpa terikat dengan kehidupan keraton. Ia juga banyak melihat para perempuan Jawa yang memiliki hubungan dengan para tentara Belanda hingga hidup beranak pinak dengan kehidupan yang mewah.

Dengan banyak hal yang Isah lihat di sekelilingnya, menjadikan Isah berpikir untuk bisa seperti para wanita yang jatuh hati dengan para tentara Belanda di luar sana. Karena di dalam keraton sendiri, ia juga merasa terdesak atas perjodohan yang akan ia lalui dengan seseorang yang tidak dikenali sebelumnya. Lagipula ia juga telah jatuh hati pada salah satu tentara Belanda yang ia temuai jauh hari. Akhirnya Isah pergi meningalkan keraton untuk hidup dengan sang tentara yang kemudian dikaruniai dua anak perempuan yang lucu. Sebuah kebahagiaan kecil yang Isah idamkan selama ini. Namun perjalanan Isah rupanya tidak semudah itu. Di masa lalu, menjadi seorang nyai tidak bisa meminta hak lebih pada suaminya yang berkebangsaan Belanda.

Dalam catatan sejarah, seorang perempuan yang hidup menjadi nyai bagi kekasihnya yang berkebangsaan Belanda di masa lalu, hidup bersama tanpa ikatan pernikahan merupakan konsekuensi bagi mereka. Orang-orang Belanda tidak mau menikahi para Nyai karena mereka berpikir bahwa hal tersebut hanya untuk bersenang-senang. Banyak dari mereka yang hidupnya terjamin hingga akhir hayat, namun tak sedikit pula yang pada akhirnya dicampakkan apabila para tentara Belanda tersebut merasa bosan. Isah menjadi salah satu perempuan yang dicampakkan tersebut. Suaminya memutuskan untuk kembali ke Belanda untuk menikahi wanita sebangsanya. Dua anak perempuan mereka diambil hak asuhnya oleh teman kekasih Isah, dan pada akhirnya semua ini yang memisahkan Isah dengan anak-anaknya selamanya.

Mengikuti perjalanan Isah di dalam buku “Lebih Putih Dariku” dengan tebal 288 halaman ini, akan membuat kita sedikit merasa sesak, dan menyadari bahwa perjuangan seorang perempuan kadang tidak hanya berjalan karena takdirnya sendiri. Namun sistem dalam kehidupan di sekelilingnya juga tidak memberikan pilihan kepada perempuan di masa itu. Isah menjadi legenda perjalanan bangsa kita. Sebuah potret perempuan yang memilih memperjuangkan nasibnya sendiri dengan penuh makna. Memberanikan diri untuk keluar dalam batas kehidupan keraton, menjadi nyai bagi seorang Belanda yang akhirnya dicampakkan, hingga harus memperjuangkan pencarian anak-anaknya seorang diri. (IM)


Alaina Fatha Nabila Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *