,

Kuncup Mawar Merah

/
/


Matahari menyongsong pagi

Tanda kami harus menutup kuncup,

tapi apakah harus menutup kuncup?

Tak bisakah kita tetap membuka kuncup sesuka hati?

Sang lebah terlihat bolak-balik menunggu sang kuncup

Tak peduli bagaimana perasaan kuncup berusaha menjaga sarinya

Karena kuncup tak ingin kembali sakit karena sang lebah

sang lebah yang hanya menginginkan sari, bukan kuncup

Air mata terus mengalir, bukti rasa sakit

Rasa tidak adil

Juga rasa takut

Rasa yang ditinggalkan sang lebah hingga sang kuncup layu

Namun kataku, kuncup hebat

Berani berdiri tegak menarik lawan hingga tak ada yang bisa menolak auranya

Duri-duri tampak gagah melindungi kuncup renta yang mudah terjatuh

Namun tak pernah melawan takdir.

Kuncup seolah siap menerima takdir Tuhan

Bersama angin, ia menari melawan matahari

bergerak menemui bulan

hingga menemukan kebahagiaan

Kuncup adalah permata dunia

Para perempuan yang siap menaklukkan dunia melawan ketidakadilan

Berdiri tegak tak tergoyahkan bersama duri yang telah mereka tanam dalam diri

Walaupun berharap pada angin, namun mampu berjalan maju

Seperti keteguhan Hafsah binti Umar menjaga Alqur’an

Kesabaran Asiyah menghadapi Fir’aun

Juga empati Ummu Kultsum yang tak mampu melihat masyarakat menderita

Setiap perempuan hebat dalam bidangnya masing-masing

Persepsi salah tentang perempuan terus menguar

Menganggap permata hanya bagian dari dapur dan kamar

Tanpa tahu berlian apa yang sedang mereka genggam

Tanpa bersuara permata tetap bersinar

Dan kuncup pun tak akan lekas layu

Karena sang waktu

Tak pernah menganggap remeh kuncup mawar merah


Alifia Nabila Eka Hapsari Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *