,

Kisah Putri Abu Bakar dan Ibunya yang Berbeda Agama

/
/


Siapa yang tidak kenal dengan sosok Asma binti Abu Bakar. Dalam sejarah, nama Asma binti Abu Bakar dikenal sebagai sosok perempuan yang cerdas dan pemberani, yang selalu mendukung dakwah Nabi Saw, bahkan sejak Nabi Saw melakukan dakwahnya secara diam-diam dan menghadapi kerasnya kaum kafir Quraisy. Ia dengan berani mengantarkan makanan kepada Nabi Saw di Gua Tsur, ketika semua orang takut berhubungan dengan Nabi Saw. Hingga kemudian diberi julukan Dzatun-Nithaqaini atau perempuan yang memiliki dua ikat pinggang, karena ia harus membelah ikat pinggangnya menjadi dua untuk mengikat makanan dan minuman yang akan diantarkan kepada Nabi Saw dan Abu Bakar ketika hendak  berhijrah secara diam-diam ke kota Madinah (HR. Bukhari no. 2757).

Asma binti Abu Bakar dilahirkan pada tahun 27 sebelum Hijriyah. Dia adalah putri dari Abu bakar, sahabat dekat Nabi Saw. Ibunya bernama Qutailah binti ‘Abdil Uzza dari banu Amir bin Luay. Ketika Islam datang, Abu Bakar menjadi salah satu di antara orang-orang yang pertama masuk Islam. Asma juga tercatat sebagai salah satu dari golongan perempuan yang masuk Islam masa awal kenabian, terhitung sebagai orang yang ke-18 mengimani ajaran Nabi Saw.

Asma juga ikut serta melakukan perjalanan hijrah ke Madinah yang dilalui dengan susah payah, karena pada saat itu dia dalam keadaan mengandung putranya Abdullah bin Zubair dan melahirkan di Quba’ saat perjalanan tersebut. Sehingga kelahiran Abdullah bin Zubair ini merupakan kelahiran pertama dalam Islam yang dirayakan di Madinah (HR. Bukhari no. 3619).

Meskipun Abu Bakar dan putrinya Asma termasuk golongan yang pertama masuk Islam (Assabiqunal Awwalun), tetapi hal ini tidak diikuti oleh Ibu Asma Qutailah, hingga kemudian Abu Bakar dan Qutailahpun sepakat bercerai. Qutailah masih tetap dengan keyakinan lamanya, sedangkan Asma dan sang ayah berada di belakang Nabi Saw.

Perceraian orang tuanya, membuat Asma terpaksa tinggal terpisah dengan ibundanya. Perpisahan antara ibu dan anak ini tentu menimbulkan perasaan rindu yang mendalam di antara keduanya, terutama semenjak Asma mengikuti sang ayah untuk berhijrah ke kota Madinah. Ketika Qutailah mendengar kabar kelahiran cucunya Abdullah, kerinduan yang yang tak tertahan dirasakan oleh Qutailah kepada putrinya. Hal ini kemudian membawa Qutailah menemui Asma di kota Madinah. Peristiwa ini terjadi setelah adanya perjanjian Hudaibiyah antara orang muslim dan orang kafir. Tidak lupa Qutailah pun membawa makanan yang cukup banyak sebagai oleh-oleh untuk diberikan kepada sang putri dan cucunya.

Kedatangan Qutailah ke kota Madinah ini, tentu saja disambut dengan gembira oleh Asma. Akan tetapi Asma tidak langsung menemui ibundanya, karena ada semacam keraguan dalam hatinya, apakah diperbolehkan menjalin hubungan dengan sang ibu yang berbeda keyakinan. Keraguan ini membuat Asma binti Abu Bakar menemui Nabi Saw untuk meminta pendapat. Asma berkata kepada Nabi Saw; “Wahai Rasulullah, Ibuku sangat ingin (aku berbuat baik padanya), apakah aku harus menjalin hubungan dengan ibuku?” Nabi Saw menjawab: “Ya, sambunglah silaturrahim dengan ibumu”. (HR. Bukhori no. 2427).

Demikianlah, setelah Nabi Saw menyarankan untuk tetap menjalin silaturrahim dengan ibunya, Asma binti Abu Bakar merasa sangat senang. Akhirnya kerinduan di antara ibu dan anak ini bisa terobati. Sebagai seorang anak, Asma tetap menunjukkan baktinya kepada ibundanya meski berbeda keyakinan dengannya.

Kisah di atas menunjukkan bahwa perbedaan dalam keyakinan tidak akan memutus hubungan silaturrahim antara keduanya, apalagi mereka memiliki hubungan darah yang cukup kuat. Perbedaan agama juga tidak bisa menghilangkan kasih sayang dan rasa hormat satu sama lain. Hal ini juga dirasakan oleh Nabi Saw sendiri dengan paman beliau Abu Thalib. Meski berbeda keyakinan Abu Thalib tetap menyayangi dan melindungi Nabi Saw dari kerasnya perlawanan dan kejamnya kaum kafir Quraisy, begitu juga Nabi Saw yang sangat menghormati paman Abu Thalib hingga akhir hayatnya.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *