Neswa.id – Jalanan kota Rabat, ibu kota Maroko, penuh. Mobil-mobil dan gerombolan orang mengibarkan bendera merah dengan bintang hijau di tengah. Beberapa membawa obor. Suara klakson mobil sahut-menyahut bersama dengan suara terompet dan nyanyian orang-orang. Euforia itu dirasakan bukan hanya oleh kalangan dewasa dan remaja, melainkan juga orang-orang lanjut usia. Mereka turun ke jalan berhias atribut-atribut dukungan dan apresiasi untuk timnas Maroko. Beberapa bahkan sampai membawa anjing peliharaan yang dipakaikan jersey timnas maroko atau bulunya dicat merah dan hijau.
Kemacetan pun tidak dapat dihindari. Antrian panjang mobil terlihat di berbagai tempat dan ruas jalan. Banyak orang bahkan sampai duduk di jendela maupun atap mobil karena kendaraannya berjalan sangat lambat.
Meski demikian, keramaian itu tetap mereka nikmati demi merayakan kemenangan tim nasional maroko di babak enam belas besar Piala Dunia Qatar 2022. Nama Yassine Bounou, sang kiper, menjadi bahan obrolan di mana-mana karena menjadi pahlawan kemenangan Maroko dengan menangkis dua tendangan pinalti pemain Spanyol di babak adu penalti sekaligus berhasil menjaga gawangnya dari kebobolan. Bagi Maroko, menjadi juara grup dan lolos ke fase gugur saja sudah merupakan hal bersejarah, apalagi melangkah ke babak perempat final.
Bagi masyarakat Maroko, sepak bola dan hal yang berkaitan dengan itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Lapangan futsal, indoor maupun outdoor banyak ditemukan di pinggir-pinggir jalan. Biasanya lapangan-lapangan ini digunakan oleh klub-klub yang sedang berlatih sepak bola maupun yang hanya sekadar bermain. Tak hanya klub, kumpulan anak kecil, remaja laki-laki, maupun dewasa juga turut memanfaatkan lapangan itu. Belum lagi anak-anak yang bermain di atas aspal, saling oper sambil siaga kalau-kalau ada mobil mau lewat.
Warga Maroko juga dikenal sebagai penonton setia laga sepak bola. Hampir semua kafe di Maroko sudah dilengkapi televisi yang siap menayangkan pertandingan-pertandingan baik lokal maupun internasional. Kafe-kafe ini akan selalu penuh pengunjung ketika ada jadwal pertandingan akbar. Jangan harap dapat tempat kalau kamu datang terlambat.
Dengan kultur tersebut, maka antusiasme dan euforia warga Negeri Seribu Benteng pada masa-masa Piala Dunia Qatar 2022 menjadi sangat masuk akal. Perbedaan waktu yang tidak jauh antara Qatar dan Maroko juga menguntungkan. Karena hanya berbeda dua jam dan lebih cepat waktu Qatar, di fase gugur Piala Dunia, pertandingan pertama biasa dimulai pukul 04.00 sore waktu Maroko. Sedangkan pertandingan kedua dimulai jam 08.00 malam, waktu yang tepat setelah jam kerja, pun tidak terlalu malam sampai mengganggu waktu istirahat. Keuntungan dari segi zona waktu itu membuat mereka bisa dengan nyaman menyaksikan pertandingan dan mendukung tim nasional.
Loyalitas dan dukungan warga pada timnas kesayangan mereka semakin terlihat di ketika Hakim Ziyech dan kawan-kawan memasuki lapangan hijau. Kafe-kafe sudah penuh sejak satu jam sebelum kick-off. Kursi-kursi bahkan memenuhi trotoar halaman depan kafe. Beberapa kelas di kampus-kampus libur, atau paling tidak selesai lebih cepat dari jadwalnya. Guru dan dosen di kelas sesekali menyinggung pembahasan tentang pertandingan yang akan datang saat pelajaran berlangsung.
Kemenangan Maroko dirayakan dengan meriah sebagaimana yang sudah saya gambarkan di awal tulisan ini. Gedung-gedung dipenuhi hiasan yang berkaitan dengan Maroko. Ar-Ribat Centre, contohnya. Layar besar di bagian depan mall di ibu kota Maroko itu menampilkan bendera Maroko. Tembok-tembok bagian luarnya juga dipenuhi hiasan lampu-lampu merah dan hijau. Begitu juga beberapa gedung di sekitarnya.
Konvoi dan pawai di jalan besar, keramaian juga bisa didapati di tempat-tempat publik seperti di Gare Rabat Agdal. Salah satu stasiun kereta di Rabat. Layar besar dipasang di lantai dua stasiun ini, menampilkan highlights dari pertandingan sebelumnya. Orang-orang mengenakan jersey Maroko sembari membawa bendera-bendera hiasan. Mereka saling berfoto dengan ekspresi bahagia. Suasana riuh sudah terdengar bahkan ketika kita masih berdiri di pintu depan stasiun.
Tak hanya di jalan-jalan utama, keramaian semacam itu juga terjadi di jalan-jalan kecil. Teriakan riang anak-anak, klakson, dan suara musik dari mobil yang lewat di gang sekitar pemukiman masih bisa terdengar. Bendera bahkan sesekali terlihat dikibarkan lewat jendela mobil-mobil itu.
Euforia kemenangan Maroko tidak hanya dapat dirasakan di kota-kota besar saja. Warga Maroko turun ke jalanan, bendera Maroko dikibarkan, lagu-lagu Maroko dinyanyikan dari Rabat sampai Uyun dan Oujda. Tidak hanya warga asli Maroko yang merayakan kemenangan ini. Kami, orang-orang Indonesia yang tinggal di Maroko, juga turut meramaikan. Kami turut terlibat dalam riuh massa karena negara yang sedang kita singgahi ini berhasil melangkah jauh di pentas turnamen sepak bola terbesar di dunia itu.
Kemeriahan atas euforia Maroko di pentas Piala Dunia memang tak pandang bulu. Harapan kami, semoga si “Singa Atlas” bisa menuntaskan Piala Dunia ini dengan hasil yang terbaik.
#DimaMaghreeb (IM)
Leave a Reply