Neswa.id- Suatu waktu ketika membuka media sosial, saya membatin “Wah, ternyata kabar seorang istri penyanyi yang memutuskan buka cadar dengan alasan menghidupi anak-anaknya berseliweran di medsos.”
Ada beberapa komentar warganet yang menggelitik pikiran saya, seperti “sbnarnya cantikan pakai cadar, sekarang jadi umbar muka.”
“Nyari rejeki mah gak harus buka cadar kali, alasan aja itu mah.”
“sjk lepas cadar kok jadi gak respect, ya?”, dan masih banyak lagi.
Serunya yang berkomentar pedas level 1000 ini adalah sesama muslimah. Saya pun cek lebih lanjut para akun yang berkomentar. Ternyata mereka pun banyak yang tidak menggunakan cadar atau pakaian yang sesuai ekspektasi saya dari hasil komentar yang mereka tulis.
Ah, saya pun hanya bisa menghela napas dan berkata dalam hati, “ih, kayaknya perlu ngomong sama kaca, nih.”
Entah kenapa, kampanye #womensupportwomen sangat sulit terjadi di media sosial. Tak jarang, justru para muslimah yang menjadi perundung sesamanya. Padahal, apa yang mereka lakukan ini bisa jadi lahan dosa meski dalam selimut alasan ‘demi kebaikan’, lho.
Memang betul menebar kebaikan menjadi lebih mudah dengan adanya media sosial. Berbagai platform seperti Instagram, Twitter, Facebook, Tiktok, dan lainnya memungkinan kita terhubung dengan banyak orang. Berbagi informasi, ilmu, atau pesan kebaikan dapat tersebar secara cepat dengan media sosial. Sayangnya, komentar-komentar sadis, nyinyir, dan pahit yang berlandaskan demi kebaikan juga acap kali terlontar di medsos.
Apakah ini adab dan etika Islam? Jawabannya, tidak!
Sesuai laman MUI Digital, setiap Muslim/muslimah yang melakukan muamalah di media sosial sangat diharamkan untuk melakukan fitnah, ghibah (gosip), namimah (adu domba), melakukan perundungan (bullying), berprasangka buruk, ujaran kebencian, penyebaran permusuhan atas dasar agama, suku, ras, atau antar golongan. Hal ini diperkuat dengan dalil dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang. (QS Al Hujurat: 12)
Memang betul di media sosial kita bisa bebas berkomentar, namun tetap terapkan adab dan etika Islam yang baik. Kalau memang ingin memberikan saran kebaikan, tak ada salahnya untuk mengirimkan pesan padanya melalui direct message yang disediakan setiap platform medsos. Hentikan berkomentar yang dapat melukai hati orang lain dan sesama muslimah pada khususnya. Jangan sampai ketikan kita di media sosial malah jadi lahan dosa, lho. Astaghfirullahaladzim.
Sumber: MUI
Leave a Reply