Berdasar beberapa info dan bacaan, berikut ini rangkuman tentang gejala dan pencegahan virus corona.
Apa langkah pertama dan utama yang perlu kita lakukan? Karena kita sedang bicara wabah, prinsip dari segala pencegahan adalah SOCIAL DISTANCING. Definisinya:
- Menghindari kerumuman dan ruang publik;
- Menghindari transportasi publik;
- Menjaga jarak—intinya meminimalkan kontak dengan orang lain dan dengan ruang/fasilitas umum).
Perlu diketahui, persis langkah inilah yang dilakukan negara-negara yang berhasil menekan penyebaran virus ini: China, Singapura, Taiwan, Vietnam, Thailand. Ada artikel super penting tentang ini dalam Bahasa Inggris. Ringkasannya juga bisa dibaca di artikel neswa ini dalam Bahasa Indonesia.
Amerika dianggap cukup terlambat, tetapi saat ini sekolah/kuliah sudah dilakukan secara daring. Kegiatan-kegiatan publik dibatalkan. Bahkan, banyak masjid yang tidak menyelenggarakan sholat Jum’at (kita akui, masih ada perdebatan terkait status sholat Jum’at dalam situasi seperti ini—yang pasti para ‘ulama perlu segera mendiskusikan hal ini biar umat punya pegangan). Ada grafik yang menunjukkan peningkatan secara tajam jumlah orang yang terinfeksi di Korsel, Italia, Iran dan negara-negara lain hanya karena terlambatnya melakukan social distancing dan melakukan penanganan.
Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat (individu, masyakarat, lembaga pendidikan, perusahaan, lembaga sosial kemasyarakatan keagamaan dll) perlu membuat himbauan dan kebijakan yang tepat untuk menekan penyebaran virus (sementara kita hanya bisa menekan, karena vaksin belum ditemukan). Social distancing ini memang agak menantang untuk konteks negara kita yang super komunal, apalagi ini mendekati bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Tapi langkah dan kebijakan yang tepat tetap perlu diambil.
APA SIH GEJALANYA?
- Suhu tubuh naik, demam, batuk, pilek, gangguan pernafasan, sakit tenggorokan, letih dan lesu
- TAPI INGAT: gejala di atas mungkin baru muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terjangkiti virus. Artinya, kita bisa kelihatan sehat tetapi sebenarnya memiliki virus tersebut. Kalau kita merasa sehat dan ceroboh, kita bisa secara tidak sengaja menyebarkan virus tersebut ke mana-mana. Sebaliknya, kita bisa saja merasa berinteraksi dengan orang sehat, padahal sebenarnya dia terinfeksi. Karenanya, tetap hati-hati.
BAGAIMANA SIH VIRUS INI MENYEBAR?
- Virus masuk ke tubuh melalui mata, hidung, mulut
- Virus menyebar lewat cairan yang keluar saat batuk atau bersin (atau cairan-cairan lain yang keluar dari tubuh).
- Butir-butir cairan saat batuk/bersin bisa muncrat ke udara, lalu masuk ke tubuh manusia lain lewat lubang-lubang di atas. Cara batuk atau bersin yang benar: tutup dengan lengan, bukan tangan (menghindari penyebaran virus kepada apa yang kita pegang); tutup dengan tisu lalu buang. Atau kalau memang sakit, ya pakai masker (yang disarankan pakai masker adalah yang sakit dan yang mengurusi orang sakit).
- Butir-butir cairan yang muncrat itu bisa bertahan di udara, atau menempel di berbagai permukaan. Sayangnya virus itu tidak akan mati begitu saja, tetapi bisa bertahan beberapa jam atau hari (semakin padat mediumnya, semakin tahan lama). Karenanya kalau memegang fasilitas umum, hati-hati, dan segera cuci tangan. Kalau baru pegang-pegang barang yang akan dipakai orang lain, didisinfektan dulu.
APA PENCEGAHANNYA?
Berdasarkan metode penyebaran virus di atas, prinsip pencegahan adalah menghindari terjadinya masuknya cairan dari tubuh orang yang terinfeksi ke dalam tubuh yang belum terinfeksi.
- Buat ritual baru: secara rutin, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau dengan hand sanitizer/disinfektan (paling tidak mengandung 60% alkohol). Bukan hanya tangan, kita juga perlu secara rutin membersihkan barang-barang pribadi lain yang ikut pelesiran keluar rumah dengan kita (ponsel, tas, laptop dll).
- Hindari memegang fasilitas umum yang dipakai banyak orang (gagang pintu, tombol lift dll). Kalau terpaksa, segera cuci tangan.
- Hindari kontak langsung dengan orang lain. Untuk sementara, tidak usah salaman, pelukan, cipika-cipiki dulu. Senyum manis dan gestur tertentu sudah cukup lah ya.
- Hindari memegang bagian wajah dengan tangan yang belum dicuci (kalau butuh banget nggaruk, pakai tisu atau cuci tangan dulu). Tangan kita suka pegang macem-macem. Kalau kebetulan kita baru memegang tempat yang terinfeksi, lalu pegang wajah, virus bisa masuk melalui mata, hidung, mulut.
- Minimalisir berada dengan kerumunan. Alternatifnya, melakukan aktivitas sebisa mungkin dari rumah. Anggap saja, bisa lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga. (Ada sumber yang mengatakan bahwa penyebaran paling signifikan adalah kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Karenanya kembali ke rumus awal, PRINSIPNYA ADALAH SOCIAL DISTANCING)
- Jaga lingkungan sekitar tetap bersih dan tingkatkan daya tahan tubuh (makan yang bergizi, olah raga, tidur yang cukup)
Bagaimana jika merasakan gejala?
- Segera kontak tenaga kesehatan dan pastikan tidak menyebarkan virus dengan memakai masker, bersin dengan cara yang benar, dan cuci tangan.
- Orang yang terkena virus ini punya reaksi yang beragam, dari biasa sampai serius. Menurut satu sumber, 80.9%: ringan dan bisa perawatan dari rumah; 13.8%: butuh dirawat di rumah sakit; 4.7% kritis (yang berisiko lebih tinggi: lansia dan siapapun yang mempunyai penyakit komplikasi dan penyakit serius lain seperti jantung, paru-paru dan diabetis). Prosentasi ini berdasarkan penelitian atas 44,672 kasus di China.
Saya bukan saintis, tetapi semoga info yang saya rangkum dari berbagai sumber ini bermanfaat. Semoga dengan bahu membahu semua pihak, penyebaran virus bisa ditekan. Semoga kita semua terhindar dari virus ini. Dan, semoga vaksin juga virus segera ketemu. Panik bukan langkah bijak, tetapi meremehkan, tidak hati-hati juga sama tidak bijaknya.
Informasi ini saya dapatkan dari:
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/faq.html (website resmi pemerintah AS)
https://www.cdc.gov/…/2019…/hcp/guidance-prevent-spread.html (petunjuk menghindari penyebaran/website resmi AS)
https://www.chicago.gov/city/en/sites/covid-19/home.html (website resmi kampus UChicago)
dan Sumber2 lain
Leave a Reply