Neswa.id-“Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tyujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering”. Hai orang-orang yang terkemuka: “Terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat mena’birkan mimpi. …”
“.…Yusuf berkata: ‘Supaya kamu bercocok tanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa. Lalu apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya, kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu, akan datang tujuh tahun yang amat sulit yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit itu), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras anggur.” (QS. Yusuf: 43-49)
Prof. Dr. Abdul Hayyi al-Farmawi, guru besar Tafsir dan Ulumul Qur’an Universitas al-Azhar Kairo-Mesir dalam tahqiqnya kitab Qashashul al-Anbiya’ dikatakan bahwa redaksi surat Yusuf ayat 43-49 di atas merupakan mimpi seorang raja Mesir yang bernama ar-Rayyan bin Walid bin Tsarwan bin Arsyah bin Faran bin Amr bin Amlaq bin Lawidz bin Sam bin Nuh ‘alaihissalam.
Menurut Ahli Kitab, pelayan yang mengurusi minuman raja memberitahukan kepada raja tentang seorang yang pandai menakwilkan mimpi, raja kemudian memanggil Nabi Yusuf As. Nabi Yusuf As., saat itu sedang berada dipenjara, tapi ia tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan, ia bukan tipe orang yang berilmu yang suka menunda-nunda dan memberi syarat-syarat khusus bagi orang yang membutuhkan ilmunya. Beliau juga tidak mengajukan tuntutan agar bisa keluar dari penjara.
Muhammas Basam Rusydi az-Zain (2017: 201) mengatakan di dalam satu riwayat disebutkan bahwa penduduk Mesir saat mereka ditimpa kekeringan pada masa Nabi Yusuf As., mereka melihat wajahnya berhari-hari, maka mereka pun tidak ingat terhadap makanan, melupakan kelaparan mereka hanya karena menikmati keelokan wajahnya. Bahkan kisah Nabi Yusuf dikhususkan dalam al-Quran surat Yusuf, turunnya surat ini dikarenakan permintaan orang-orang Yahudi kepada Nabi Muhammad Saw., untuk menceritakan kepada mereka mengenai kisah Nabi Yusuf As.
Jika melihat kisah di atas, dapat kita hubungkan dengan keadaan dunia yang kini sedang tidak baik-baik saja, para ilmuwan memprediksi suhu bumi kemungkinan akan mencapai 1,5 derajat Celsius, ambang batas itu akan terlewati antara saat ini hingga 2027. Angka 1,5 derajat Celsius telah menjadi simbol negoisasi perubahan iklim dunia. Negara-negara telah sepakat untuk membatasi kenaikan suhu global berdasarkan Perjanjian Paris 2015. Hal ini sangat mengkhawatirkan, dampaknya akan jauh lebih besar seperti gelombang panas yang lebih lama, kekeringan, badai yang lebih intens, hingga kebakaran hutan.
Karena ini merupakan sebuah prediksi seorang ilmuwan, sama halnya dengan takwilan Nabi Yusuf yaitu sama-sama harus dipersiapkan sesuatunya, baik kesiapan dzahir bathin ataupun kesiapan berbagai macam hal lain yang berhubungan dengannya.
Nabi Yusuf As., tidak hanya menakwilkan mimpi raja, tetapi juga memberikan solusi untuk mengatasi krisis yang akan terjadi. Beliau memberikan gambaran kepada mereka tentang kondisi ketika datang tahun-tahun kemakmuran dan keadaan tahun-tahun kekeringan atau paceklik. Bahwasannya mereka harus menyimpan biji-biji gandum pada musim subur untuk antisipasi menyiapkan kelangkaan bibit-bibit tanaman dan sebagai cadangan pangan di musim paceklik.
Malik al-Mughis (2020: 251) menyatakan bahwa berkat kecermatan Nabi Yusuf, Mesir terhindar dari bencana kekeringan. Setelah masa kekeringan, Nabi Yusuf diangkat menjadi raja. Ia mengelola kerajaan dengan adil dan Amanah. Sehingga Mesir semakin Makmur di bawah pemerintahannya.
Kini saatnya kita belajar dari kisahnya Nabi Yusuf di atas, Nabi Yusuf saja sebagai seorang Nabi benar-benar memperhatikan kesiapannya dengan matang, apa daya kita sebagai manusia biasa, jika perjuangan dan persiapan kita belum optimal dijalankan, maka takkan ada yang bisa memprediksi kebenaran yang sebelumnya diprediksi oleh para ilmuwan sekaligus. (IM)
Leave a Reply