Author: Maria Fauzi
  • Memoar Perjalanan: Aysel

    Memoar Perjalanan: Aysel

    /
    /

    0

    Neswa.id-Tempat ini tidak pernah sepi. Tidak sekalipun. Terlebih hari itu, ketika ratusan orang memadati tiap jengkal jalan yang berumur ratusan tahun. Syari’ Muiz Lidinillah, begitulah orang-orang terdahulu menamai jalan setapak nan sempit ini. Jalan yang menyimpan banyak kisah, lintas dinasti. Hiruk pikuk lorong bazar dipenuhi berbagai macam manusia. Bazar, atau pasar ini terletak di sepanjang…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Sepenggal Kisah Kopi di Khan Khalili, Maqha, ‘bak Istri Kedua’

    Memoar Perjalanan: Sepenggal Kisah Kopi di Khan Khalili, Maqha, ‘bak Istri Kedua’

    /
    /

    0

    Neswa.id- Tentang kopi. Saya ingin sedikit berkisah mengenai perjalanan secangkir kopi. Tentu saja, setiap orang punya pengalaman berbeda dari satu, atau puluhan kopi yang mereka minum. Baik tentang cita rasa, pertemanan, perjalanan dan segala kisah yang ada di balik jutaan cangkir kopi yang bermula dari dataran Ethiopia, Yaman, Mesir, Turki, sampai ke seluruh penjuru dunia.…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Toko Buku Orang Jawa ‘Musthofa Bab al- Halabi’

    Memoar Perjalanan: Toko Buku Orang Jawa ‘Musthofa Bab al- Halabi’

    /
    /

    0

    Neswa.id-Rasanya baru kali itu saya mendengar ada maktabah atau toko buku orang Jawa di Kairo. Informasi ini saya peroleh dari kakak kelas yang hobi sekali mendalami isu-isu tentang jaringan ulama Nusantara. Dan, maktabah ini berada persis di belakang asrama kami, di kawasan Syurthoh Bab- Asya’riyah. Penasaran, saya seketika bergegas menuju ke toko buku nan kuno…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Sarjana Pertanian dan Aroma Bukhour

    Memoar Perjalanan: Sarjana Pertanian dan Aroma Bukhour

    /
    /

    0

    Neswa.id-Ada saja yang membuat saya teringat dengan Bu’uts, asrama mahasiswa asing yang berada tidak jauh dari masjid Al-Azhar. Entah itu bau kemenyan-nya, suasana bercocok tanam para mahasiswi Thailand, atau senyuman penjaga gerbang (‘ammu bawwab) dengan gigi yang nampak kuning keemasan. Eksotis. Kebetulan asrama inilah yang menjadi tujuan saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Beradu dengan Sholawat

    Memoar Perjalanan: Beradu dengan Sholawat

    /
    /

    0

    Neswa.id-Matahari musim panas serasa menampar kulit. Siang itu suhu udara berkisar mencapai hingga 40 derajat celcius. Bukan main panasnya. Tenggorokan terasa sangat kering. Saya pun hampir tidak sadar ternyata masih ada sebongkah daging yang melindungi kerongkongan dari sengatan matahari. Bulan Agustus di Kairo adalah puncak musim panas. Jam tangan menunjukkan pukul 7 malam, namun senja…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Cerita tentang Pelayat Bayaran

    Memoar Perjalanan: Cerita tentang Pelayat Bayaran

    /
    /

    0

    Neswa.id-Saya tak menyangka sore itu akan melihat aksi ibu-ibu Mesir layaknya pemain sinetron. Mengkisahkan sebuah alur cerita yang dipenuhi dengan adegan sedih kemudian  menangis. Tentunya dengan air mata bercucuran, dan meninggalkan bekas hitam legam akibat maskara yang luntur. Siapa juga yang menyangka ibu-ibu tersebut berperan sebagai sosok antagonis. Setelah berteriak-teriak, menangis meraung-raung, tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Pertemuan dengan Penjahat Kelamin di Kairo

    Memoar Perjalanan: Pertemuan dengan Penjahat Kelamin di Kairo

    /
    /

    0

    Neswa.id-“Maria!!!, hati-hati. Berdiri saja di samping supir, lebih aman” teriak Sari, teman satu perjuangan di asrama dan kampus. Tanpa pikir panjang, saya langsung mencoba keluar dari sesaknya penumpang menuju tepat di samping sopir. Tempat ini seakan jadi favorite bagi para mahasiswi Asia, termasuk Thailand dan Malaysia, jika bis sudah penuh sesak. Bayangkan saja, rata-rata bis…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Menjadi Indonesia

    Memoar Perjalanan: Menjadi Indonesia

    /
    /

    0

    Neswa.id- “Eh da ya ‘amm, keda bass khomsiin geneh?”. “Apa-apaan ini, cuma kaos begini saja lima puluh pound?”. Saya berceloteh. Rupanya ketrampilan tawar-menawar saya mulai kambuh di pasar ini. Pasar yang terletak di ujung jalan. Namanya Khan Khalili, pasar traditional berumur hampir seribu tahun, yang menjual berbagai macam pernak-pernik khas Timur Tengah, khususnya Mesir. Syahdan,…

    Selengkapnya »

  • Catatan dari Kairo: Kuchuk Hanem

    Catatan dari Kairo: Kuchuk Hanem

    /
    /

    0

    Neswa.id-“Tik, nyong ga isa gawe iki, kowe bae sing gawek iki yah. Isin ngkok mamake pangling karo aku!!”. Eeladalah, saya pun tertegun. Sebentar. Kemudian berpaling. Mencari segerombolan teman yang nampaknya sudah kelelahan dan bersandar di kursi penumpang layaknya seorang turis yang sedang berjemur di pantai.  Angkuh. Begitulah kira-kira sekilas gambaran Bandara International Abu Dhabi. Mungkin…

    Selengkapnya »

  • Little Orient

    Little Orient

    /
    /

    0

    Neswa.id-Miniatur Istanbul. Begitu orang-orang kerapkali menyebut daerah ini. Gerai-gerai bertuliskan aksara Turki, Arab, juga Afrika saya jumpai hampir disetiap sudut jalan. Selain warga negara maupun pendatang keturunan Turki, Kreuzberg,  dikenal sebagai pusat tempat tinggal warga keturunan Arab, Afrika Utara maupun Afrika Tengah. Di tempat ini, saya seakan berada di sebuah kampung global. Berbagai warna kulit,…

    Selengkapnya »