Author: Maria Fauzi
  • Kikan Cokelat Ajak Hadir Islami Fest 2023 Besok 10 Juni: Ruang Produktif Mencerdaskan

    Kikan Cokelat Ajak Hadir Islami Fest 2023 Besok 10 Juni: Ruang Produktif Mencerdaskan

    /
    /

    Neswa.id-JAKARTA, Kikan Namara, Vokalis band Cokelat mengajak masyarakat untuk hadir di acara Islami Fest 2023 yang bakal digelar besok Sabtu 10 Juni 2023. Kikan juga mendukung acara Islami Festival 2023 sukses karena isi dalam festival ini asyik dan mencerdaskan. “Saya mendukung terselenggaranya acara Islami Fest 2023,” kata Kikan, Selasa (6/5/2023). “Semoga acara ini bisa menjadi…

    Selengkapnya »

  • Mengenal Komunitas Yahudi Australia

    Mengenal Komunitas Yahudi Australia

    /
    /

    “Saya bukan orang Israel, saya orang Australia. Jews Australian”. Neswa.id-Begitu kata Rabbi Gabbi, seorang Rabbi dari Ark Center yg menaungi komunitas Yahudi di Melbourne. Kami bertemu beberapa waktu lalu setelah Shortcourse di Deakin University. Tak seperti bangunan Sinagog yang ada di beberapa kawasan Timur Tengah, Mesir dan Eropa yang biasanya sudah berumur ratusan tahun dan…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (II)

    Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (II)

    /
    /

    Neswa.id-Di persimpangan Champs Elysees, sesaat sebelum benar-benar sampai di ujung jalan ini, dua remaja perempuan menghampiri saya. Mereka meminta uang, jajanan, atau apa saja yang bisa mereka bawa pergi. Kebetulan saya lagi mendorong stroller yang diatasnya ada beberapa bungkus snack untuk anak kami. Tak lebih dari sekian detik, snack itu raib. Cepat sekali. Dan kedua…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (I)

    Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (I)

    /
    /

    Neswa.id-Seorang wanita tengah baya tiba-tiba menghampiri saya dengan membawa secarik tulisan yang dibungkus dengan sebuah map. Kertasnya nampak lusuh. Warnanya putih berpadu dengan coklat muda, atau bahasa Jawa-nya mangkak. Berbagai model tanda tangan terlampir dikolom-kolom yang sudah disiapkan. Saya dibuat bingung, masa iya ada yang minta bantuan untuk membangun masjid atau menyantuni anak yatim seperti…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (I)

    Memoar Perjalanan: Beda Bangsa Beda Nasib (I)

    /
    /

    Neswa.id-Seorang wanita tengah baya tiba-tiba menghampiri saya dengan membawa secarik tulisan yang dibungkus dengan sebuah map. Kertasnya nampak lusuh. Warnanya putih berpadu dengan coklat muda, atau bahasa Jawa-nya mangkak. Berbagai model tanda tangan terlampir dikolom-kolom yang sudah disiapkan. Saya dibuat bingung, masa iya ada yang minta bantuan untuk membangun masjid atau menyantuni anak yatim seperti…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Berlin, Sebuah Titik Temu

    Memoar Perjalanan: Berlin, Sebuah Titik Temu

    /
    /

    Neswa.id-Kota tua dengan jalan bebatuan, suara lonceng gereja, dan orang-orang tua yang berjalan pelan di sebuah jalan lorong nan sempit. Tidak ada gedung-gedung tinggi, mall, atau suara klakson kendaraan yang saling berebut perhatian. Itulah yang pertama kali terlintas di kepala saya tentang kota ini, Berlin. Jauh sebelum saya sampai kota ini saya hanya mengira Berlin…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Cerita di Karlsruhe (II)

    Memoar Perjalanan: Cerita di Karlsruhe (II)

    /
    /

    Neswa.idMobil sedan sederhana melesat dengan kecepatan tinggi membelah kota Karlsruhe. Perawakannya kalem dan keibuan juga lemah lembut, tapi tidak dengan gayanya mengemudi mobil. Entahlah berapa kali tangan ini harus secepat kilat mencari pegangan ketika laju mobil yang sedang tinggi mendadak berkurang kecepatannya yang akan membuat perut siapapun pasti akan mual. Antara gas dan rem seakan…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Cerita di Karlshruhe (I)

    Memoar Perjalanan: Cerita di Karlshruhe (I)

    /
    /

    Neswa.id-Kereta regional berwarna merah berjalan pelan, seakan ingin memberi waktu yang lama bagi para penumpang untuk bisa menikmati lebih lama lagi desa-desa kecil di ujung bukit yang ditutupi oleh kabut tipis di penghujung musim semi. Hembusan angin dingin dari utara sesekali menusuk, memberikan sentuhan yang merasuk kulit pada jaket tipis kami. Ya, ketika itu sebenarnya…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Duwea

    Memoar Perjalanan: Duwea

    /
    /

    Neswa.id-“Duwaiqoh, lau samaht”!, (Mohon antar kami ke Duwaiqoh, atau seringkali dilafalkan sebagai Duwea). Begitu kira-kira percakapan awal saya dengan Pak Supir. “Eh, Duwea? Aywah. Balas sang supir, dengan nada heran, seperti tidak lumrah. Saya pun harus mengulang sekali lagi tujuan kami pagi itu. Duwaiqoh, atau Duwea. Saya mengerti. Pak supir ini pasti bingung, dan bertanya-tanya.…

    Selengkapnya »

  • Memoar Perjalanan: Aysel

    Memoar Perjalanan: Aysel

    /
    /

    Neswa.id-Tempat ini tidak pernah sepi. Tidak sekalipun. Terlebih hari itu, ketika ratusan orang memadati tiap jengkal jalan yang berumur ratusan tahun. Syari’ Muiz Lidinillah, begitulah orang-orang terdahulu menamai jalan setapak nan sempit ini. Jalan yang menyimpan banyak kisah, lintas dinasti. Hiruk pikuk lorong bazar dipenuhi berbagai macam manusia. Bazar, atau pasar ini terletak di sepanjang…

    Selengkapnya »